Jumat, 30 Desember 2016

Review Jurnal "Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Gigi Pada Manusia"

ABSTRAKSI : Sistem pakar merupakan suatu sistem yang dirancang untuk membantu dalam mendeteksi penyakit dengan basis pengetahuan yang dinamis. Pengetahuan ini didapat dari pakar yaitu dokter gigi. Dalam sistem pakar ini menggunakan metode inferensi forward chaining. Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan dokter gigi. Adapun untuk tujuan penelitian adalah menghasilkan suatu sistem pakar untuk membantu dokter gigi dalam mendokumentasikan ilmunya. Dan untuk manfaatnya dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan di perkuliahan untuk membantu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sistem pakar untuk mendeteksi penyakit gigi pada manusia dengan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu untuk mengakses data.
Kata kunci       : Sistem Pakar, Penyakit Gigi, Forward Chaining

LATAR BELAKANG MASALAH : Gigi adalah organ tubuh yang berperan penting dalam mengunyah makanan, membantu kelancaran berbicara, dan juga untuk estetika. Oleh karena itu kesehatan gigi sangat penting. Pada umumnya orang sering menyepelekan masalah kesehatan gigi, mereka lebih mementingkan kesehatan organ tubuh yang lain. Padahal penyakit yang menyerang gigi apabila tidak segera diobati akan membahayakan organ tubuh yang lain.
TUJUAN PENELITIAN : Tujuan diadakan penelitian adalah menghasilkan suatu sistem pakar untuk membantu dokter gigi dalam mendokumentasikan ilmu dan pengalaman kedokteran yang dimiliki dan nantinya dapat digunakan oleh perawat dalam mendeteksi penyakit gigi.
LANDASAN TEORI :
A. SISTEM PAKAR
Menurut Kusrini, S.Kom, (2006:1-2), Permasalahan yang ditangani oleh seorang pakar bukan hanya permasalahan yang mengandalkan   algoritma,   namun   terkadang juga permasalahan yang sulit dipahami. Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh seorang pakar dengan pengetahuan dan pengalamannya. Oleh karena itu sistem pakar dibangun bukan berdasarkan algoritma tertentu tetapi berdasarkan basis pengetahuan dan aturan.
B. METODE INFERENSI
Menurut Kusrini, M.Kom, (2008:8-11), Ada dua metode  inferensi  yang  penting  dalam  sistem pakar, yaitu runut maju(forward chaining) dan runut balik(backward chaining). Runut maju berati menggunakan himpunan aturan kondisi aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan  aturan  mana  yang  akan dijalankan,      kemudian      aturan tersebut dijalankan. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil. Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut.
C. META-KNOWLEDGE (Pengetahuan Tentang pengetahuan)
Menurut Gusti Ayu Kadek Tutik A. dkk.,,(2009), dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Forward Chaining Pada Program Diagnosa Anak  Penderita Autisme. Dijelaskan  bahwa dalam penyusunannya, sistem pakar mengombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan atau inference rules dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
Forward Chaining adalah metode pencarian atau penarikan kesimpulan yang berdasarkan pada  data  atau  fakta yang ada menuju  ke  kesimpulan,  penelusuran  dimulai dari data yang ada lalu bergerak maju melalui premis-premis untuk menuju ke kesimpulan.
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan judul Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Gigi Pada Manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah Menghasilkan sistem pakar yang dapat membantu perawat dalam mendeteksi penyakit gigi pada pasien.
ANALISIS MASALAH
Berdasarkan hasil  wawancara kepada dokter gigi   dapat   diambil   kesimpulan   sementara bahwa gigi merupakan organ yang memiliki peranan penting, kesulitan pasien untuk bertemu  dengan  dokter  gigi  sewaktu-waktu. Dan Puskesmas merupakan tempat yang akan dituju masyarakat untuk berobat karena keberadaan Puskesmas untuk melayani kesehatan masyarakat.
ANALISIS HARDWARE
Berdasarkan dari analisis yang dilakukan demi menunjang pembuatan sistem pakar maka dibutuhkan hardware yang spesifikasinya:
  1. Prosessor  : AMD Phenom(tm) II
x2 555 Processor, 3,2 GHz
  1. RAM  :  2 GB
  2. Hardisk : 320 GB
  3. Optical  : DVD RW
  4. VGA  : NVIDIA GeForce GTS 250
ANALISIS SOFTWARE
Berdasarkan dari analisis yang dilakukan demi menunjang pembuatan sistem sistem pakar juga dibutuhkan software dengan spesifikasi sebagai berikut :
  1. Sistem Operasi Windows 7, digunakan untuk  menjalankan    aplikasi    yang
  2. Bahasa pemprograman  Visual  Basic 6.0,  digunakan  untuk  membuat tampilan form sesuai dengan yang diinginkan.       Sedangkan bahasa pemprograman yang digunakan dalam pemprograman visual basic adalah bahasa basic.
  3. Microsoft Access, digunakan  untuk menyimpan database dalam sistem yang akan dibuat.
  4. Power designer 6-32 bit, digunakan untuk membuat design Data Flow Diagram.
  5. Microsoft Office Visio 2007, digunakan untuk membuat design Entity Relationship Diagram.
  6. Corel Draw X3,  digunakan  untuk membuat peta.
ANALISIS TITIK KEPUTUSAN
Berdasarkan uraian dari analisis masalah dan daya dukung yang dimiliki oleh Puskesmas Kedungbendo, maka diputuskan untuk membuat Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Gigi Pada Manusia.
IMPLEMENTASI DAN HASIL
11
Gambar 1 Tampilan Splash
22
Gambar 2 tampilan Menu Utama
33
Gambar 3 Tampilan Data Pasien
44
Gambar 4 Tampilan Pilih keluhan
55
Gambar 5 tampilan Diagnosis
66
Gambar 6 Tampilan Hasil Diagnosis
77
Gambar 7 Tampilan Definisi dan Macam
88
Gambar 8 Tampilan Help
99
Gambar 9 Icon Sistem Pakar Pada Desktop
PENUTUP
  1. Sistem  pakar   dapat   menjadi   sarana untuk menyimpan pengetahuan tentang penyakit gigi  dari  pakar,  dalam  hal  ini dokter gigi.
  2. Memberikan informasi mengenai jenis penyakit yang diderita pasien berdasarkan gejala-gejala yang diberika
  3. Data  dapat  dengan  mudah  di  update atau   di   tambah   oleh   pakar   apabila ditemukan data yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
[1]      Bambang Eka Purnama (2011), Cara Mudah Membuat Web Dengan WordPress, Mahameru Press, Yogyakarta
[2]      Andi.  Aplikasi  Program  Terintegrasi dengan Visual Basic 6.0 Yogyakarta :
Andi. 2011
[3]      Ayu,     Gusti     Kadek     Tutik     A
dkk.,Penerapan    Forward    Chaining
Pada Program Diagnosa Anak Penderita Autisme. Jurnal Informatika Vol. 5 No. 2, November 2009
[4]      Firdaus. Visual Basic 6.0 untuk Orang
Awam. Palembang : Maxikom. 2006
[5]      Garnham Alan.   Artificial Intelligence:
An Introduction,  11 New Fetter Lane, London EC4P 4EE, 1987
[6]      Kusrini  M.Kom.  APLIKASI  SISTEM
PAKAR Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta : Andi. 2008
[7]      Kusrini  S.Kom.  Sistem  Pakar,  Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi. 2006
[8]      Latumakulita,  Luther   dkk.,   Sistem
pakar   Pendiagnosa  Penyakit  Ginjal.
Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1, April
2011
[9]      Persatuan  Perawat  Gigi  Indonesia,
2005,    Prosedur    Tetap    Pelayanan
Kesehatan Gigi 2005, Persatuan Perawat Gigi Indonesia Cabang Kabupaten Pacitan, Pacitan
[10]      Ramakrishnan,    R.,     Gehrke,     J.,
Database     Management     Systems,
Third Edition,McGraw-Hill, 2003
[11]      Saputra,      Agus      dkk.,      Aplikasi
Penjualan dan Pembelian Terintegrasi dengan VB 6.0 dan Data Report. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
2012
[12]      Simarmata,     Janner     dan     Imam
Paryudi.  Basis   Data.   Yogyakarta  : Andi. 2006
[13]      Stephens,  R.K.,Plew,R.R.,  Database
Design. Sams Publishing, 2000
[14]      Sommerville          Ian.          Software
Engineering/Sixth Edition. Jakarta : Erlangga. 2003

Sabtu, 05 November 2016

Pengertian dan Sejarah Sistem Cerdas

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligent, AI) telah menjadi wacana umum yang sangat penting dan banyak dijumpai. Kecerdasan Buatan atau Sistem cerdas atau Intelegensi Buatan atau Artificial Inteligence merupakan cabang terpenting dalam dunia komputer. Komputer tidah hanya alat untuk menghitung, tetapi diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bias dikerjakan oleh manusia. Manusia mempunyai pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penalaran dengan baik, agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus dibekali pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.

Pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang merombak logika formal.
Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas " pada 1943 yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.

Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test" sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.

Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.
Tantangan Hebat DARPA, yang dimulai pada 2004 dan berlanjut hingga hari ini, adalah sebuah pacuan untuk hadiah $2 juta dimana kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan manusia, menggunakan GPS, komputer dan susunan sensor yang canggih, melintasi beberapa ratus mil daerah gurun yang menantang.

Contoh Teknologi Sistem Cerdas:

PT. KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) yang mulai mengoperasikan mesin tiket atau vending machine disejumlah stasiun. Vending machine merupakan suatu alat atau mesin yang menjual tiket secara otomatis. Vending machine tidak membutuhkan tenaga operator untuk memjual barang, kita dapat memilih sendiri tiket kereta yang kita inginkan. Keberadaan mesin tiket pada layanan KRL commuter line bertujuan untung mengurangi antrean transaksi di loket.
OSHbot atau robot pelayan toko. Robot ini adalah robot pintar yang akan memandu pengunjung toko ke barang yang akan anda beli dengan cara mengucapkan nama barang pada OSHbot. OSHbot memiliki tinggi 29.5 inchi dan siap memberikan pelayanan belanja yang menyenangkan.

Sumber :
http://ismailadha.blogspot.co.id/2008/03/sejarah-sistem-cerdas.html
https://kidodi.wordpress.com/2012/02/19/pengertian-sistem-cerdas/

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Yudhistira's | Bloggerized by Casper - Software Engineering | SMK Negeri 10 Jakarta